Mamak.
Kata itu adalah panggilan sayangku untuk seorang ibu yang telah mengasuhku dari
aku lahir sampai kini aku berusia 15th.
1994,
mamakku menemukan cinta sejatinya yaitu bapakku. Kebahagiaan mamakku nggak Cuma sampai itu saja. Tepat pada bulan
Oktober mamak dan bapak menikah dan sampai saat ini masih bersama dan hidup
bahagia.
Aku
anak pertama dari tiga bersaudara. Dan putra-putra bapak mamak semuanya pemalu
termasuk aku. Pemalu disini dalam artian untuk mengungkapkan rasa sayang antara
aku dengan adikku, adikku dengan aku, aku dengan mamakku, aku dengan bapakku,
adik dengan aku, dan adik dengan ayah.
Dalam
keluargaku memang jarang terdengar ucapan ‘aku sayang kamu, Nak’ ‘aku sayang
kamu, Mak’ ataupun ‘aku cinta kamu’. Namun, pengapresiasiasi rasa sayang lebih
terlihat dari tindakan bukan sekedar perkataan.
28
September 2011 lalu, aku mencoba menulis surat dan sepenggal puisi untuk
mamakku.
|
|||
|
Dalam surat itu aku menyampaikan rasa
sayang, kerinduan serta ucapan maaf karena aku sebagai anak belum bisa
membahagiaan mamak. Dalam surat itu juga aku mengucapkan banyak terimakasih
atas doa, bimbingan dan asuhan mamak selama ini.
Mak, ini lanjutan dari surat yang
pernah Uswa buat. Surat kedua yang aku
tulis khusus buat Mamak sebagai tanda sayang dan cinta Uswa kepada
Mamak.
Mamak adalah segalanya bagi Uswa,
walau Mamak nggak tahu seberapa cintanya Uswa kepada Mamak. Mamak adalah peri
utusan Allah yang khusus diperuntukkan bagi Uswa. Mamak adalah surga bagi Uswa
kelak karena Rosulullah SAW pernah bersabda :”Surga itu di bawah telapak kaki
ibu”.
Uswa semakin yakin betapa sayangnya mamak
pada Uswa. Ketika surat 28 September yang Uswa berikan untuk Mamak ternyata
dibalas dengan penuh cinta dan sayang karena dalam surat itu mamak mengatakan,
“Mama tidak meminta apapun dari kamu, Nak. Mama hanya minta jadilah anak yang
sholikhah. Amin.” Seketika air mataku tetes ketika membaca balasan surat dari
mamak. Betapa tulusnya kasih seorang ibu hingga mereka rela mengorbankan
seluruh jiwa raga, harta, nyawa untuk kita tanpa meminta balasan apapun dari
kita. Sungguh merasa sangat berdosa ketika aku mengingat kenakalanku kepada
Beliau, sosok seorang pahlawan sekaligus peri bagi anak-anaknya.
Tiada kata-kata seindah terimaksih,
tiada rasa seindah cinta, tiada ketulusan selain kasih sang Bunda karena sosok
bunda adalah cinta kedua setelah cinta kepada Allah SWT. Sedikit kata-kata ini
tak cukup untuk mengungkapkan rasa terimakasihku kepada Mamak mengingat jasa
Mamak yang besar melebihi besarnya sang Surya, kasih Mamak yang luas melebihi
luasnya samudra. Terimakasih Mak atas ketulusan kasih yang Engkau berikan
untukku hingga aku berusia hampir 16th.
Cinta bukan hanya sekedar kata-kata,
cinta itu segalanya. Cinta membutuhkan pembuktian, perjuangan, dan tindakan
yang menggunakan hati untuk melakukannya. Oleh karenanya surat ini Uswa tulis
dengan sepenuh hati khusus untuk Mamak. Besok Uswa akan memetik bintang
cita-citaku dan kupersembahkan untuk Mamak sebagai bukti cintaku pada Mamak
karena aku sangat mencintai Mamak.
Mak, doakan Uswa agar menjadi orang
yang berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. Doakan Uswa agar cita-citaku menjadi
seorang dokter terwujud dan jika kelak Uswa sukses akan aku bawa mamak ke Tanah
Suci.
Subhanallah. Good job. Semoga terkabul. Amin Al-Fatihah :)
BalasHapusAl-fatihah :)
BalasHapus