Piarrr .. terdengar
suara kaca pecah dari kamar Burhan malam itu. Tak seorang pun mengetahui apa
yang dilakukan Burhan ataupun apa yang terjadi di kamarnya. Mendengar suara itu
Linda, kakak Burhan terbangun.
“Tengah malam
gini Burhan masih aja bikin suara, hoaammmm.. dasar!” Gunam Linda sambil
berjalan menuju kamar Burhan.
Sesampainya di
kamar Burhan, Linda terkejut. Ternyata ada maling di kamar adiknya. Linda
berteriak dengan kerasnya sampai terdengar sealam semesta satu RT-nya
“Maliiinnngggggg !!!!!!”
Sang maling pun kebingungan
karena ketahuan.. “o..oo kami ketahuan.”
“Beroww,gimana nih kita ketahuan. Bisa mati dikepung warga kita.” Kata maling 1.
“Santaaaii, kan
kita ada doa emak.” Jawab maling 2.
“Doa emak pale lu peyang. Kita tadikan nggak minta doa restu emak waktu mau maling?” maling 1.
Ganti!.
“Oh.. iya ya..
ya udah kita pulang, terus minta doa restu dulu, biar bisa selamat.” Maling 2.
Ganti!.
“Kamu punya otak
nggak sih, apa udah kamu rongsokin?”
maling 1. Ganti!.
“Emang ada
tukang rongsok otak?” maling 2. Ganti!.
“Dodol..!! ya udah kita cabut sebelum
warga datang dan menghabisi kita.” Maling 2. Ganti! Cukup.
Karena asyik
ngobrol berdua, (eeuugghh so sweet hehe) kedua maling itu tak sadar jika mereka
sudah dikepung warga dan warga menertawakan mereka “Hahahahahaha dasar maling oon”
Akhirnya maling
itu dibawa keluar dan dilaporkan ke pihak yang berwajib yakni polisi.
Esok harinya
saat Linda ingin berangkat sekolah, ia ngomel-ngomel kepada adiknya karena
laptopnya hilang.
“Han,laptopku
mana? Nanti mau aku pake kuliah.”
Teriak Linda dari kamar.
“Mana gue tau.” Jawab Burhan cuek.
“Kemarin kamu
kan yang terakhir pakai,”
“Diambil maling
tadi malam mungkin kak.”
“Ohh.. no .. mana
banyak file penting lagi di dalamnya.”
“Tapi kayaknya
ada di meja kakak deh sekarang.”
“Oh iya.. ada,
hehe. Lupa naruh.” Ucap Linda tersenyum malu.
Karena mereka
hanya tinggal berdua di Jogja untuk kepentingan belajar, sedangkan ibu dan
ayahnya di Sumatra berisik di waktu pagi, sore, malam sampai pagi lagi sudah
tidak asing lagi di telinga mereka. Setiap pagi ngributin kamar mandi, pulang
sekolah ngributin makan, malam ngributin TV. Pokoknya tempat kos mereka nggak
pernah sepi.
“Asalamualaikum!”
Ucap Budi sambil meletakkan sepatu di rak.
“Waalaikumsalam.”
Jawab kakaknya
“Oh ya kak, tadi
budhe telepon katanya nenek meninggal,”
“Inalilahi wa
inilaihi rojiun. Kapan Han?”
“Tadi pagi Kak,
katanya.”
“Ya udah nanti
sore take
off ke Sumatra dan pulang besok
pagi, sekalian jenguk ayah ibu di sana, bagaimna kabar mereka.”
“Oke kak.”
Sorenya Linda dan
Burhan berangkat ke bandara untuk terbang ke Sumatra. Sebelum sampai ke bandara
kebiasaan merek omel-omelan pun tak ketinggalan. Kini gantian Burhan yang
mengomeli kakaknya.
“Kak, iPad aku
mana? Tadi udah aku masukin ke tas kok sekarang nggak ada, kakak ambil ya?”
“Sembarangan !
jelas-jelas dari tadi tangan kakak di hadapan kamu kan, masak iya kakak ambil.
Kurang kerjaan banget.”
“Ya siapa tau,
kan kakak biasanya jail sama aku.”
“Dari pada
ngomel mulu, mending kamu cari dengan tenang. Kayak suaramu tu bagus aja dari
tadi ngomel.”
Tak berapa lama
kemudian terdengar suara “Mohon perhatian. Bagi penumpang tujuan Jakarta harap bersiap-siap karena
sebentar lagi pesawat akan segera diberangkatkan.”
Linda dan Burhan
pun bergegas. Beberapa menit kemudian, kira-kira 15 menit mereka sampai sampai
di Jakarta. Kemudian berangkat menuju ke Sumatra. Dalam perjalanan Linda
tersenyum melihat adiknya tidur nyenyak, “Dek, kakak tu sayang banget sama
adik, terkadang jika adik belum pulang rumah sepi, saat adik maen kakak pun
kesepian, terkadang sehari tak bertengkar rasanya kangen. Satu omelan dai kakak
menunjukan betapa sayangnya kakak sama adik.” Kata Linda dalam hati, kemudian
kening mencium adik kesayangannya .
Kemudian Burhan
terbangun.
“Kak, kenapa
nangis?” Tanya Burhan
“Oh enggak kok,
tadi kakak kelilipan.”
“Ahh bohong ah..
masak sih?” Rayu Buhan dengan senyumannya.
“Stsss.. merayu
deh ah kamu ki. Haha” Balasan rayuan Linda kepada adiknya sambil tertawa.
Mereka asik
bercanda bersama dan tidak menyadari bahwa pesawat yang mereka tumpangi
mengalami kendala.
“Kak, kenapa ini kak?”
“Kakak juga
nggak tau dek.”
“Aaaaaaaaaaaaaaa….”
Teriak para penumpang
Ternyata pesawat
yang mereka tumpangi oleng dan jatuh di tengah hutan. Beruntung nyawa Linda
terselamatkan, nmun tidak muntuk adiknya. Burhan harus pergi mendahului
kakaknya.
“Mungkin tadi
adalah kecupan terakhir untuk adikku dan memang untuk terakhir. Tawa bersama
tak lagi dapat ku rasakan, tawa tadi merupakan tawa perpisahan. Selamat jalan
Burhan semoga kau bahagia disana. Kakak sayang padamu.” Kata Linda dalam hati
sambil meneteskan air mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar