Selamat sore reader, postingan saya kali bertemakan uswa dan kesedihan uswa serta cara uswa
melampiaskan sedihnya itu *ihh
Biasanya aku tu
kalo lagi sedih atau senang atau bagaimana perasaannya sukanya nulis, hal itu
dimulai sejak usia dini. Aku inget pertama punya diary tu waktu SD, oh iya aku
pernah buat sebuah lagu lho dalam diary itu, kalo nggak salah inget tu judulnya
“indah pemandangan alam” ini nih lirik yang masih ada dalam ingatan sayaa....
Indah indah
pemandangan alam..
Indah indah
pemandangan alam
Indah indah
pemandangan bulan dan bintang...
Pemandangan alam
itu indah karena..... *tetot habis lirik
ini saya lupa*
Dengan nada dan
not yang tak begitu indah padahal judul
lagunya indah hahaha, ternyata bakat juga ya jadi sebuah pencipta lagu
ahihihihi *narsis dikit*
Setelah sekaian
lama diary itu menghilang, suatu saat waktu beres-beres kamar yang sudah tak
layak huni namun tetap saja saya menjadi penghuni setia karna hanya punya satu
kamar di rumah yang khusus untuk saya dan nggak ada alasan untuk tak menempati
kamar itu. Di bawah baju-baju yang udah lama nggak saya pake nemu juga buku
harian yang udah dari jaman purba kali ya... buku merah bersampul gambar kartun
‘spiderman’ dan sampe sekarang aku nggak tahu kenapa mesti gambar spiderman
coba, apa alasannya seorang cewek atau lebih tepatnya anak perempuan yang belum
cukup umur punya diary dengan sampul nggak masuk akal dan lebih cenderung
kepada buku anak laki-laki yang belum cukup umur haha. Bingung juga, tapi nggak
pentimg juga sih mikirin alasan kenapa pake buku itu yang setelah aku coba cari
lagi bukunya udah nggak ada lagi wkwkw dasar uswa --“
Setelah diatas
ngomongin hal yang nggak jelas gitu mending kita langsung bahas kepada sebuah
tulisan dan uswa yang suka nulis-nulis nggak jelas gini.
Menurutku
menulis itu bukan hal yang mudah lho guys, soalnya bahasa tulisan itu malah
kadang sulit dipahami, contohnya aja nulis “makan” sama “makan !” artinya udah
beda. Makan yang nggak pake tanda seru
itu bisa berarti kata kerja atau kata benda jikalau ngak disertakan
objek/subjeknya *heleh* atau kata apalah gitu, tapi kalo makan yang pake tanda
seru itu artinya bisa menyuruh makan dengan nada kasar. Beda kan guys, so
bahasa tulisan itu lebih sulit dipahami daripada bahasa yang diucapkan. Apalagi
kalo yang ditulis itu tulisan puitis, beeee lebih sulit lagi itu *kalian juga
paham kalo itu ya ahihihi*
Walaupun nulis
itu sulut tapi aku lebih suka nulis kalo mengungkapkan sebuah perasaan,
meluapkan sebuah emosi walau kadang nggak cukup sih kalo cuma nulis aja tapi
bagiku menulis itu bisa mengurangi rasa bosan dan ada kepuasan tersendirilah.
Air. Setelah
banyak ngomingin nulis dan menulis sekarang aku mau ngajak kalian ke duniaku
yang lain, yakni air. Entah kenapa juga uswa kok dolahirin aneh gini, masih
gede masih aja suka mainan air, betah deh kalo suruh mainan sama air, suruh
hujan-hujanan juga seneng banget, anak kecil banget kan. Ah tapi it’s not a big
problem, yang penting seneng :p
Karena saya itu
suka banget kalo sama air apalagi sama sungai dan pantai. Walau nggak tiap hari
tiap pekan tiap bulan ke sungai dan ke pantai juga, tapi kalo udah ada di
pantai rasanya tu seneng banget, suara ombaknya yang damai, airnya yang banyaak
dan warna biru yang menjulang begitu indahnya. Subhanallah banget deh :) dan
ternyata pantai membawa kenangan tersendiri untuk saat ini *eh. Dan kalo untuk
sungai yang aku suka dari sungai tu kalo sungai yang mengalir dan nggak begitu
dalam. Jadi sungai yang dangkal tapi ada sebuah aliran yang mendamaikan hati. Dan
bagiku sungai itu mampu membawa pergi semua yang nggak diinginkan. Karena apa?
Akan saya kupas nanti dibawah...
Udah tahu kan
sekarang kalo uswa tu suka air, hujan, dan nulis. Yang kalian belum tahu adalah
soal perahu kertas. Uswa dari dulu hobi lho buat perahu kertas kalo pas lagi
hujan...
Dulu ketika
hujan belakang rumahku kalo hujan tiba dan deras sekali tu ada danau kaget
*dadakan maksudnya* dan bagus banget kalo untuk melayarkan sebuah perahu,
perahu kertas lebih tepatnya. Waktu aku masih kecil, kalo hujan dan agak banjir
gitu didepan dan belakang rumah aku dan adekku (Ja’far Shodiq) suka banget kalo
suruh buat perahu kertas dan dilayarkan bersama. Kalo nggak dilayarkan didepan
rumah ya di danau dadakan itu.
Tuntas sudah
pengantar bahasan yang bersangkutan dengan judul postingan saya kali ini. About
air, sungai, pantai, nulis, melampiaskan sebuah perasaan, dan perahu kertas.
Kini saatnya ke
bahasan inti “PERAHU KERTAS (#USWA)”
Perahu kertas (#uswa)
ini terinspirasi oleh sebuah film dengan judul sama (tanpa #uswa tentunya
hehe). Yaa dalam cerita itu si cewek suka banget nulis surat kepada Neptunus
yang akhirnya surat itu dibuat perahu kertas dan dilayarkan.
Sejak nonton
film itu saya jadi menemukan cara lain unutk melampiaskan bahkan mengungkapkan
semua perasaan yang ada dalam sebuah kertas yang nantinya akan berwujud perahu
kertas... kenapa bisa seperti itu? Seperti yang sudah diuraikan diatas, aku tu
suka nulis, suka air, pantai, sungai, hujan, buat perahu kertas dan
melayarkannya dengan alasan nggak jelas awalnya. Namun kini sedikit menemukan
alasan untuk saya lakukan lagi hobi gila itu.
Perahu kertas #1
tertanggl 24 Februari 2013
Ini ada
hubungannya sama postingan saya "A Thousand Years" A Thousand Feel (silahkan baca bagi yang belum baca) dan sepertinya tidak perlu saya ulangi
lagi bagaimana ceritanya. Initinya dalam perahu kertas #1 kali ini bahwa uswa
mengungkapkan sebuah perasaan secara terang-terangan untuk pertama kalinya.
Wooow deg-degannya nggak berhenti-henti bung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar